MUHAMMAD AKBAR , MD

Kamis, 03 September 2009

penyembuhan luka

Proses Penyembuhan Luka

A. Deskripsi

Penyembuhan luka merupakan suatu proses yang kompleks karena berbagai kegiatan bio-seluler, bio-kimia terjadi berkisanambungan. Penggabungan respons vaskuler, aktivitas seluler dan terbentuknya bahan kimia sebagai substansi mediator di daerah luka merupakan komponen yang saling terkait pada proses penyembuhan luka. Besarnya perbedaan mengenai penelitian dasar mekanisme penyembuhan luka dan aplikasi klinik saat ini telah dapat diperkecil dengan pemahaman dan penelitian yang berhubungan dengan proses penyembuhan luka dan pemakaian bahan pengobatan yang telah berhasil memberikan kesembuhan.



Luka adalah rusaknya kesatuan/komponen jaringan, dimana secara spesifik terdapat substansi jaringan yang rusak atau hilang. Berdasarkan kedalaman dan luasnya, luka dapat dibagi menjadi:

1. Luka superfisial; terbatas pada lapisan dermis.

2. Luka “partial thickness”; hilangnya jaringan kulit pada lapisan epidermis dan lapisan bagian atas dermis.

3. Luka “full thickness”; jaringan kulit yang hilang pada lapisan epidermis, dermis, dan fasia, tidak mengenai otot.

4. Luka mengenai otot, tendon dan tulang.



Terminologi luka yang dihubungkan dengan waktu penyembuhan dapat dibagi menjadi:

1. Luka akut; luka dengan masa penyembuhan sesuai dengan konsep penyembuhan yang telah disepakati.

2. Luka kornis; luka yang mengalami kegagalan dalam proses penyembuhan, dapat karena faktor eksogen atau endogen.



Setiap kejadian luka, mekanisme tubuh akan mengupayakan mengembalikan komponen-komponen jaringan yang rusak tersebut dengan membentuk struktur baru dan fungsional sama dengan keadaan sebelumnya. Proses penyembuhan tidak hanya terbatas pada proses regenerasi yang bersifat lokal, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh faktor endogen (seperti: umur, nutrisi, imunologi, pemakaian obat-obatan, kondisi metabolik).



Pada dasarnya proses penyembuhan ditandai dengan terjadinya proses pemecahan atau katabolik dan proses pembentukan atau anabolik. Dari penelitian diketahui bahwa proses anabolik telah dimulai sesaat setelah terjadi perlukaan dan akan terus berlanjut pada keadaan dimana dominasi proses katabolisme selesai.



Setiap proses penyembuhan luka akan terjadi melalui 3 tahapan yang dinamis, saling terkait dan berkesinambungan serta tergantung pada tipe/jenis dan derajat luka. Sehubungan dengan adanya perubahan morfologik, tahapan penyembuhan luka terdiri dari:

Fase inflamasi. Eksudasi; menghentikan perdahan dan mempersiapkan tempat luka menjadi bersih dari benda asing atau kuman sebelum dimulai proses penyembuhan.
Fase proliferasi/granulasi; pembentukan jaringan granulasi untuk menutup defek atau cedera pada jaringan yang luka.
Fase maturasi/deferensiasi; memoles jaringan penyembuhan yang telah terbentuk menjadi lebih matang dan fungsional.


B. Tahap-Tahap Penyembuhan Luka

1. Fase Inflamasi

Fase inflamasi adalah adanya respons vaskuler dan seluler yang terjadi akibat perlukaan yang terjadi pada jaringan lunak. Tujuan yang hendak dicapai adalah menghentikan perdarahan dan membersihkan area luka dari benda asing, sel-sel mati dan bakteri untuk mempersiapkan dimulainya proses penyembuhan. Pada awal fase ini, kerusakan pembuluh darah akan menyebabkan keluarnya platelet yang berfungsi hemostasis. Platelet akan menutupi vaskuler yang terbuka (clot) dan juga mengeluarkan substansi “vasokonstriksi” yang mengakibatkan pembuluh darah kapiler vasokonstriksi, selanjutnya terjadi penempelan endotel yang yang akan menutup pembuluh darah.



Periode ini hanya berlangsung 5-10 menit, dan setelah itu akan terjadi vasodilatasi kapiler stimulasi saraf sensoris (local sensoris nerve ending), local reflex action, dan adanya substansi vasodilator: histamin, serotonin dan sitokins. Histamin kecuali menyebabkan vasodilatasi juga mengakibatkan meningkatnya permeabilitas vena, sehingga cairan plasma darah keluar dari pembuluh darah dan masuk ke daerah luka dan secara klinis terjadi edema jaringan dan keadaan lokal lingkungan tersebut asidosis.



Eksudasi ini jugamengakibatkan migrasi sel lekosit (terutama netrofil) ke ekstra vaskuler. Fungsi netrofil adalah melakukan fagositosis benda asing dan bakteri di daerah luka selama 3 hari dan kemudian akan digantikan oleh sel makrofag yang berperan lebih besar jika dibanding dengan netrofil pada proses penyembuhan luka. Fungsi makrofag disamping fagositosis adalah:

a. Sintesa kolagen

b. Pembentukan jaringan granulasi bersama-sama dengan fibroblas

c. Memproduksi growth factor yang berperan pada re-epitelisasi

d. Pembentukan pembuluh kapiler baru atau angiogenesis



Dengan berhasilnya dicapai luka yang bersih, tidak terdapat infeksi atau kuman serta terbentuknya makrofag dan fibroblas, keadaan ini dapat dipakai sebagai pedoman/parameter bahwa fase inflamasi ditandai dengan adanya: eritema, hangat pada kulit, edema dan rasa sakit yang berlangsung sampai hari ke-3 atau hari ke-4.

2. Fase Proliferasi

Proses kegiatan seluler yang penting pada fase ini adalah memperbaiki dan menyembuhkan luka dan ditandai dengan proliferasi sel. Peran fibroblas sangat besar pada proses perbaikan, yaitu bertanggung jawab pada persiapan menghasilkan produk struktur protein yang akan digunakan selama proses rekonstruksi jaringan.



Pada jaringan lunak yang normal (tanpa perlukaan), pemaparan sel fibroblas sangat jarang dan biasanya bersembunyi di matriks jaringan penunjang. Sesudah terjaid luka, fibroblas akan aktif bergerak dari jaringan sekitar luka ke dalam daerah luka, kemudian akan berkembang (proliferasi) serta mengeluarkan beberapa substansi (kolagen, elastin, hyaluronic acid, fibronectin dan profeoglycans) yang berperan dalam membangun (rekonstruksi) jaringan baru.



Fungsi kolagen yang lebih spesifik adalah membnetuk cikal bakal jaringan baru (connective tissue matrix) dan dengan dikeluarkannnya subtrat oleh fibroblast, memberikan tanda bahwa makrofag, pembuluh darah baru dan juga fibroblas sebagai satu kesatuan unit dapat memasuki kawasan luka.

Sejumlah sel dan pembuluh darah baru yang tertanam di dalam jaringan baru tersebut disebut sebagai jaringan granulasi, sedangkan proses proliferasi fibroblas dengan aktifitas sintetiknya disebut fibroblasia. Respons yang dilakukan fibroblas terhadap proses fibroplasia adalah:

a. Proliferasi

b. Migrasi

c. Deposit jaringan matriks

d. Kontraksi luka



Angiogenesis suatu proses pembentukan pembuluh kapiler baru didalam luka, mempunyai arti penting pada tahap proleferaswi proses penyembuhan luka. Kegagalan vaskuler akibat penyakit (diabetes), pengobatan (radiasi) atau obat (preparat steroid) mengakibatkan lambatnya proses sembuh karena terbentuknya ulkus yang kronis. Jaringan vaskuler yang melakukan invasi kedalam luka merupakan suatu respons untuk memberikan oksigen dan nutrisi yang cukup di daerah luka karena biasanya pada daerah luka terdapat keadaan hipoksik dan turunnya tekanan oksigen. Pada fase ini fibroplasia dan angiogenesis merupakan proses terintegrasi dan dipengaruhi oleh substansi yang dikeluarkan oleh platelet dan makrofag (grwth factors).



Proses selanjutnya adalah epitelisasi, dimana fibroblas mengeluarkan “keratinocyte growth factor (KGF) yang berperan dalam stimulasi mitosis sel epidermal. Keratinisasi akan dimulai dari pinggir luka dan akhirnya membentuk barrier yang menutupi permukaan luka. Dengan sintesa kolagen oleh fibroblas, pembentukan lapisan dermis ini akan disempurnakan kualitasnya dengan mengatur keseimbangan jaringan granulasi dan dermis. Untuk membantu jaringan baru tersebut menutup luka, fibroblas akan merubah strukturnya menjadi myofibroblast yang mempunyai kapasitas melakukan kontraksi pada jaringan. Fungsi kontraksi akan lebih menonjol pada luka dengan defek luas dibandingkan dengan defek luka minimal.

Fase proliferasi akan berakhir jika epitel dermis dan lapisan kolagen telah terbentuk, terlihat proses kontraksi dan akan dipercepat oleh berbagai growth factor yang dibentuk oleh makrofag dan platelet.



3. Fase Maturasi

Fase ini dimulai pada minggu ke-3 setelah perlukaan dan berakhir sampai kurang lebih 12 bulan. . Tujuan dari fase maturasi adalah menyempurnakan terbentuknya jaringan baru menjadi jaringan penyembuhan yang kuat dan bermutu. Fibroblas sudah mulai meninggalkan jaringan garunalasi, warna kemerahan dari jaringan mulai berkurang karena pembuluh mulai regresi dan serat fibrin dari kolagen bertambah banyak untuk memperkuat jaringan parut. Kekuatan dari ajringan parut akan mencapai puncaknya pada minggu ke-10 setelah perlukaan. Sintesa kolagen yang telah dimulai sejak fase proliferasi akan dilanjutkan pada fase maturasi. Kecuali pembentukan kolagen juga akan terjadi pemecahan kolagen oleh enzim kolagenase. Kolagen muda ( gelatinous collagen) yang terbentuk pada fase proliferasi akan berubah menjadi kolagen yang lebih matang, yaitu lebih kuat dan struktur yang lebih baik (proses re-modelling).

Untuk mencapai penyembuhan yang optimal diperlukan keseimbangan antara kolagen yang diproduksi dengan yang dipecahkan. Kolagen yang berlebihan akan terjadi penebalan jaringan parut atau hypertrophic scar, sebaliknya produksi yang berkurang akan menurunkan kekuatan jaringan parut dan luka akan selalu terbuka.

Luka dikatakan sembuh jika terjadi kontinuitas lapisan kulit dan kekuatan ajringan kulit mampu atau tidak mengganggu untuk melakukan aktivitas yang normal. Meskipun proses penyembuhan luka sama bagi setiap penderita, namun outcome atau hasil yang dicapai sangat tergantung dari kondisi biologik masing-masing individu, lokasi serta luasnya luka. Penderita muda dan sehat akan mencapai proses yang cepat dibandingkan dengan kurang gizi, disertai dengan penyakit sistemik (diabetes melitus).



C. Konsep Baru

Studi tentang lingkungan yang optimal dan berperan dalam proses penyembuhan luka telah dimulai 30 tahun yang lalu oleh Winter. Penelitian dasar klinik mengenai perawatan luka berbasis suasana lembab (moist) telah memberikan pandangan yang berbeda diantara para pakar. Saat ini perawatan luka tertutup untuk dapat tercapai keadaan yang lembab telah dapat diterima secara universal sebagai standar baku untuk berbagai tipe luka. Alasan yang rasional teori perawatan luka dalam suasana lembab adalah:

1. Fibrinolisis

Fibrin yang terbentuk pada luka kronis dapat dengan cepat dihilangkan (fibrinolitik) oleh netrofil dans el endotel dalam suasana lembab.



2. Angiogenesis

Keadaan hipoksi pada perawatan tertutup akan lebih merangsang lebih cepat angiogenesis dan mutu pembuluh kapiler. Angiogenesis akan bertambah dengan terbentuknya heparin dan tumor necrosis factor-alpha ( TNF-alpha).

3. Kejadian infeksi

Lebih rendah dibandingkan dnegan perawatan kering (2,6% vs 7,1 %)

4. Pembentukan growth factor

Yang berperan pada proses penyembuhan dipercepat pada suasana lembab. Epidemi grwoth factor/EGF, fibroblast growth factor/FGF dan Interleukin 1/Inter-1 adalah substansi yang dikeluarkan oleh makrofag yang berperan pada angiogenesis dan pembentukan stratum korneum. Platelet-derived growth factor/PDGF dan transforming growth factor-beta/TGF-beta yang dibentuk oleh platelet berfungsi pada proliferasi fibroblas.

5. Percepatan pembentukan sel aktif

Invasi netrofil yang diikuti oleh makrofag, monosit, dan limfosit ke daerah luka berfungsi lebih dini.



D. Kesimpulan

1. Tenaga kesehatan diharapkan memahami konsep penyembuhan luka serta aplikasi perawatan luka yang dihubungkan dengan jenis luka serta bahan yang diperlukan.

2. Perawatan luka dengan suasana lembab (occlusive dressing) perlu dikembangkan implementasinya di klinik dalam meningkatkan angka kesembuhan secara kuantitatif maupun kualitatif.



Kepustakaan

Baxter C: The normal healing process. In: New Directions in Wound Healing. Wound care manual; February 1990. Princeton, NJ: E.R. Squlbb & Sons, Inc; 1990.



Morris PJ and Malt RA, eds: Oxford Textbook of Surgery. Sec. 1 Wound healing. New York-Oxford-Tokyo Oxford University Press: 1995.



Szabo Z. et al., eds: Surgical Technology-International III. Universal Medical Press Inc.

sumber: http://syehaceh.wordpress.com/2008/05/13/proses-penyembuhan-luka/

Sabtu, 10 Januari 2009

Gawat Darurat masyarakat

PENANGGULANAGN KEDARURATAN SEHARI-HARI
Manusia Harus saling tolong-menolong
Criteria atau batasan pertolongan ; kecelakaan masih dalam tahap ringan, tidak trlalu bahaya, kondisi krban tidak dalam keadaan kritis
Ketersediaan alat maupun bahan untuk pertolongan, serta keterampilan kemampuan kader melakukan pertolongan pertama

Pengenalan Pelaksanaan pada Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)
1. Tujuan utama pertolongan pertama pada kecelakaan
a. Mempertahankan penderita tetap hidup
b. Membuat keadaan penderita tetap stabil
c. Mengurangi rasa nyeri, ketidak nyamanan dan rasa cemas
2. Prinsip memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan
a. Tenang dan tidak panic
b. Bertindak cepat dan hati-hati
c. Melakukan langkah lanjutan :
Langkah lanjutan pilih yang tepat agar berguna bagi keselamatan dan kelangsungan hidup korban. Konsultasikan langkah-langkah yang dirasakan perlu unutk menentukan tampat yang tepat agar korban dapat ditangani oleh tenaga ahli dan terampil dibidangnya
3. Langkah-langkah pertolongan pertama pada kecelakaan
Sangat penting untuk mengetahui tahap-tahap pemberian pertolongan pertama, terutama pada keadaan yang membahayakan jiwa, missal diman denyut jantung dan pernapasan telah berhenti , perdarahan, tersedak dan keracunan
a. Bila mungkin, minta orang lain untuk memanggil bidan desa/dokter sementara anda melakukan pertolongan pertama
b. Periksa adanya perdarahan hebat. Bila ada, hentikan perdarahan
c. Bila menduga adanya cedera tulang belakang , jangan merubah posisi penderita (cidera tulang belakang bisa terjadi bila penderita jatuh dari tempat tinggi, kecelakaan lalu lintas yang serius atau mengalami rasa kebal/hilang rasa/tidak bisa menggerakkan anggota tubuh atas ataupun bawah)
d. Bila penderita pingsan tetapi pernafasan normal tanpa cedera tulang belakang, baringkan dalam posisi istirahat
e. Jangan meninggalkan penderita sebelum petugas medis dating. Bila anda sendiri dan tidak meungkin memanggil petugas medis, tetapi tidak ada cedera tulang belakang dan keadaan pendertia cukup stabil, bawa penderita ke puskesmas terdekat.

Penatalaksanaan pertolongan pertama pada luka bakar
Luka bakar dapat disebabkan oleh
- Terkena api, air panas atau air keras
- Apapun yang menyebabkan kulit rusak
- Tersengat listrik
Berat ringannya luka bakar tergabtung dari luas jaringan tubuh yang terkena dan kedalaman luka tersebut
Pertolongan Pertama menghadapi luka bakar ringan
Jangan lupa untuk melepaskan semua perhiasan dan pakaian yang menutupi daerah kulit yang terbakar, karena daerah tersebut dapat menjadi pembengkakan dan pakaian dapat menempel hingga mengkibatkan kerusakan yang lebih berat. Jika luka bakar itu terasa sangat sakit, mungkin itu hanya mengenai permukaan kulit saja. Anda harus segera mengurangi rasa sakit itu dengan mendinginkannya dengan air selama 10 menit atau lebih jika rasa sakit itu ada berikan betadine 0.5% (antiseptic local) lalu tutupi luka bakar itu dengan kain steril
Setelah pertolongan pertama selesai, bawalah korban kepuskesmas

Pertolongan pertama pada luka bakar berat
Pada prinsipnya harus diperhatikan tentang gangguan saluran pernafasan dan cara bernafas sikorban apakah ada gangguan, serta kenali tanda-tanda syok, nadi lemah, bibir serta ujung jari tangan dan kaki pucat kebiruan
Apabila luka bakar terjadi pada sebagian besar tubuh korban seperti tangan, paha atau dada, maka dapat menimbulkan syock dan harus segera dibawa kepuskesmas atau rumah sakit terdekat. Baringkanlah sikorban, lebih baik diatas karpet atau alas kain unutk mencegah sebagian kulit yang terbakar menyentuh lantai
Jika memungkinkan , lepaskan cincin, jam tangan atau baju ketat sebelum terbakar itu membengkak. Unutk luka bakar berat jangan coba untuk melepaskan apapun yang melekat pada luka yang terbakar, hubungi puskesmas /rumah sakit terdekat. Janganlupa untuk menutupi kulit terbakar tersebut dangan kain yang bersih dan tidak berbulu. Pasang kain tersebut dengan baik
Sementara unutk luka bakar di wajah , buatlah topeng dengan menggunakan sarung bantal yang bersih dengan membuat lubang untuk bagian hidung, mulut dan mata.
Setelah pertolongan pertama diberikan , bawalah korban segara ke puskesdes atau puskesmas

Penatalaksanaan Pertolongan Pertama pada Keracunan
Keracunanan adalah masuknya suatu zat kedalam tubuh kita yang dapat mengganggu kesehatan bahkan dapat menimbulkan kematian.
Seseorang dicurigai menderita keracunan bila :
a. Seorang yang sehat mendadak sakit
b. Gejalanya tak sesuai dengan suatu keadaan patologik tertentu
c. Gejalanya menjadi cepat karena dosis yang besar
d. Keracunan kronik diduga bila penggunaan obat dalam waktu lama atau lingkungan pekerjaan yang berhubungan dengan zat-zat kimia
Prinsip penatalaksanaan keracunan
Mencegah menghentikan penyerapan racun ;
1. Bila racun ditelan
a. Encerkan racun yang ada dalam lambung, sekaligus menghalangi penyerapannya dengan cara memberikan cairan dalam jumlah banyak. Cairan yang dipakai adalah air biasa atau susu
b. Upayakan posien muntah, efektif bila dilakukan dalam 4 (empat) jam setelah ditelan. Dapat dilakukan dengan cara mekanik yaitu dengan merangsang dinding faring dengan jari atau suruh penderita unutk berbaring tengkurap, dengan kepala lebih rendah dari pada bagian dada. Emesis tidak boleh dilakukan pada keracunan zat korosif, keracunan zat kerosif serta pada pasien tidak sadar.
2. Bila racun melalui kulit/mata
a. Pakaian yang terkontaminasi dilepas
b. Cuci/bilas bagian yang terkena dengan air
c. Perhatikan jangan sampe penolong ikut terkena
Upaya yang harus dilakukan bila :
a. Keracunan alcohol
a. Upayakan muntah bila pasien sadar
b. Pertahankan agar pernafasa baik
c. Bila sadar, beri minum kopi hitam
b. Keracunan asetosal/aspirin/naspro
a. Upayakan pertolongan dengan membuat nyaman pasien
b. Bila sadar berikan minum air atau susu
c. Keracunan luminal dan obat tidur sejenisnya
a. Bial penderita sadar, berikan air minum hangat atau norit serta upayakan agar penderita muntah
b. Bila penderita tidak sadar, bersihkan saluran pernapasan
d. Keracunan arsen/racun tikus ;
a. Usahakan agar dimuntahkan
b. Beri minum air hangat atau larutan norti
c. Segera kirim ke puskesmas/rumah sakit
e. Keracunan bensin/minyak tanah ;
a. Jangan lakukan muntah buatan
b. Beri minum air hangat
f. Keracunan makanan laut
a. Netralisasi dengan cairan
b. Upayakan muntah
g. Keracunan jengkol
a. Minum air putih yang banyak
b. Obat penghilang rasa sakit dapat diberikan unutk menghasilkan rasa sakitnya (oleh petugas kesehatan)
h. Keracunan jamur
a. Netralisasi dengan cairan
b. Upayakan pasien muntah
i. Keracunan makanan
a. Muntah buatan
b. Berikan minum yang banyak
PENATALAKSANAAN petolongan pertama pada gigitan binatang
Beberapa cara merugikan yang diterima manusia dari hewan :
a. Gigitan : anjing, ular, ikan
b. Sengatan : semut , tawon, kalajengking
c. Kontak pasif ; ulat bulu
d. Semprotan ; serangga
Penatalaksanaan digigit anjing
Yang terbanyak kasus ditanggulangi adalah gigitan anjing, kera, kucing yang dicurigai rabies. Sikap kita terbagi dua ; menghadapi binatang dan penderita
Gejala
1. Sakit kepala mendadak, muntah
2. Panas
3. Perubahan kepribadian/mental
4. Kesadaran menurun sampai koma
5. Kadang-kadang kaku kuduk
Cara penanganan digigit anjing ;
a. Bersihkan luka dengan memakai sabun dan air
b. Oleskan oidium pada luka dan sekitar luka
c. Jangan pasang plester terlalu ketat pada bagian yang terluka
d. Cari tahu tentang anjing yang menggigit penderita
Bila ada yang mengetahui anjing itu, tanyakan : apakah anjing itu telah berhenti makan? Apakah anjing itu menggonggong tidak wajar? Atau menyalak terus menerus? Apakah anjing itu pernah menderita kejang? Apakah air liurnya selalu keluar dari mulut?
Bila anjing itu menunjukkan eberapa ciri di atas, anjing itu menderita rabies. Anjing itu harus dibunuh dan penderita harus dibawa ke rumah sakit atau puskesmasdengan segera. Bila meungkin bawalah anjing yang telah dibunuh itu bersama penderita unutk mendapatkan pemeriksaan
Sedangkan bila anjing tidak menunjukkan beberapa cirri diatas, lalu tanyakan lah pada keluarga penderita unutk mengamati anjing yang menggigitnya itu selama 10 hari. Bila anjing masih sehat, maka tidak perlu berbuat apa-apa, sebab pendertia akan aman

Penatalaksanaan patukan ular
Bisa ular mengandung toksin dan enzim yang berasal dari bisa ular
Gejala :
a. Nyeri local bukan gambaran umum
b. Tanda-tanda berkas taring, laserasi
c. Bengkak dan kemerahan kadang-kadang bulae/vesikuler
d. Sakit kepala mual muntah
e. Rasa sakit pada otot-otot, dinding perut
f. Demam, keringat dingin
g. Keluhan otot pernapasan, kardiovaskuler terganggu, kesadaran menurun sampai koma
h. Bisa hemolitik ; luka bekas patukan yang terus berdarah
Prinsip-prinsip penatalaksanaan patukan ular
a. Menghalangi penyrapan dan penyebaran bisa
b. Menetralkan bisa
Upaya yang dapat dilakukan oleh kader :
1. Bersihkan luka dengan sabun dan air, olesi luka dengan yodium
2. Ikat dengan pita lebar untuk mencegah aliran getah bening
3. Pita dilepaskan bila anti bisa telah diberikan
4. Imoilisasi penderita terutama yang terkena patuk
5. Usahakan ular mati dibawa bersama penderita, hal ini akan membantu dokter mengetahui tipe ular
Gigitan binatang-binatang laut
1. Gigitan ubur-ubur dan jelatang
Dengan tentakel yang ditembakkan biasanya hanya menyebabkan gatal dan edema local, hiperemis. Reaksi anafiaksis terjadi bila jumlah seranga banyak, oksilasi tekanan darah, kegagalan pernafasan dan kardiovaskuler
Apa yang dapat dilakukan kader
a. Tourniguet arteriel
b. Local dengan : pasir panas, alcohol
Prognosis : baik bila masa 10 menit dilewati setelah keracunan
2. Gigitan gurita
Bisa dari saluran ludah yang mengandung hyaluronidase, dengan neuroloksin yang bersifat blockade pada neuromuskuler
a. Bekas gigitan tidak sakit, hanya bengkak dengan cairan serohemoragis
b. Beberapa manit kemudian muncul gejala keracunan, dengan bentuk paralise otot-otot, termasuk otot pernapasan, kadang-kadang diikuti mual, muntah, hipotensi dan bradikardi. Gejala ini biasanya berakhir setelah beberapa jam
Apa yang dapat dilakukan kader
Luka gigitan dicuci, sebelumnya dipasang tourniguet arteri
3. Gigitan ikan beracun :
Tusukan dari salah satu sirip bila reaksi yang memeang mengandung bisa. Bisa ini mengandung hyaluronidase yang menyebabkan jaringan nekrosis, vasokontriksi dan miotoksin
Gambaran klinik :
1. Rasa sakit yang hebat pada saat tertusuk, sering menyebabkan pingsan. Penderita meninggal karena pingsan kemudian tenggelam
2. Reasi radang tampak pada bekas sengatan di anggota badan yang diserang, lemas dan didaerah regional terasa sakit
3. Sistemik : berupa kegagalan kardiovaskuler akibat depresi miokardial dn hilangnya tonus pembuluh darah, paralise umum yang kadang-kadang diikuti koma
4. Apabila masa akut dilewati, penyembuhan lamban berupa luka yang lama sembuh akibat keadaan umum yang jelek
Apa yang dapat dilakukan kader :
1. Pasang tourniquet arteri
2. Daerah luka dihangatkan dan direndam dengan air hangat kuku/larutan PK (kalium permangat)

PENATALAKSANAAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA PATAH TULANG
Tulang yang patah disebut fraktur. Fraktur diobati dengan berbagai cara tergantung lokasi tulang yang patah/retak. Semua penderita memiliki fraktur tersembunyi harus diperiksakan kepuskesmas atau rumah sakit untuk diagnosis dan mendapatkan pengobatan selayaknya.
Perawatan dan perlakuan cermat harus dilakukan waktu membawa seorang penderita patah tulang. Bila dibawa dengan cara yang salah maka lukanya dapat menjadi lebih buruk.
1. Tindakan pada patah tulang luka tertutup
Memar kecil umumnya tidak memerlukan perawatan. Bila memar cukup besar berikan kompres dingin untuk membantu menghilangkan rasa sakit dan mengurangai pembengkakan
- Luka tertutup pda patah tulang paha atau kaki
o Rapatkan kedua kaki. Pertahankan paha atau kaki yang patah itu supaya tidak bergerak dengan mengikat kedua kaki itu menjadi empat bagian atau lebih dengan tali atau pembalut yang memadai (missal handuk, atau kain dan sebagainya), pengikatan itu meliputi paha atau atas lutut, pergelangan kaki dan pinggang/pinggul, sehingga penderita tidak dapat bergerak.
o Tetapi jangan mengikat kedua kaki, bila ternyata terdapat fraktur pinggang. Dalam kasus itu luruskan kedua kaki yang lumpuh dnegan memakai papan kayu dan taruhah sedikit lebih tinggi di atas posisi badan
o Kirim penderita ke puskesmas atau rumah sakit dengan tandu atau diusung
o Penderita boleh minum air bila ia menginginkan tetapi tidak boleh makan selagi ia berangkat kerumah sakit, sebab mungkin dia harus operasi
- Luka tertutup pada patah tulang lengan
o ;etakkan tangan yang patah pada bagian depan dada memakai sebuah pembalut yang melingkar dada sehingga lengan yang patah tidak bisa bergerak dan kirim korban ke rumah sakit atau puskesmas
2. Tindakan patah tulang pada luka terbuka
a. Buka sehingga seluruh terlihat. Guntinglah pakaian penderita bila perlu. Lalu bersihkan daerah luka dari darah dan kotoran dengan kapas steril atau benda bersih yang tersedia. Jangan puas jika menemukan satu luka, karena mungkin masih ada luka lain, ataupun luka keluar (pada luka tembus)
b. Kontrol perdarahan dengan tekanan langsung dan peninggian. Jika perdarahan masih tidak terkontrol, dapat dibantu dengan menekan nadi
c. Cegah kontaminasi selanjutnya. Jaga luka sebersih mungkin
d. Jangan pernah mencoba mencoba mencabut benda tertancap keluar dari luka
e. Bungkus dan balut luka. Pasang kassa steril dan kering lalu balit
f. Priksa nadi sebelum dan sesudah memasang pembalut
g. Catatan ; selama merawat luka, tenteramkan penderita. Walaupun anda sendiri kecut hatinya, jangan diperhatikan
Bila tulang terputus pada satu tempat , akan timbul patah tulang (fraktur). Patahnya ini dapat disebabkan cedera langsung (misalnya terhantam kayu), atau secara tidak langsung (misalnya jatuh dari ketinggian, dan tulangnya membengkok lalu patah). Pada saat tulang patah, maka mungkin tidak ada kerusakan kulit disertai rusaknya kulit (kadanga-kadang sampai tulang menonjol keluar). Ini disebut patah tulang terbuka. Patah tulang terbuka berbahaya, karena kemungkinan infeksi pada tulang cukup besar.
Gejala patah tulang :
a. Nyeri
Pada saat tulang patah, tidak dirasakan nyeri oleh penderita, namun beberapa saat kemudian aka nada nyeri yang hebat. Nyeri yang hebat tidak hanya disebabkan ini oleh patahnya sendiri, namun juga disebabkan kontraksi otot yang terjadi (biasanya akan terjadi pemendekan). Setiap pergerakan akan menyebabkan rasa sakit bertambah, ini salah satu sebab mengapa setiap patah tulang harus dibidai.
b. Pembengkakan
Pembengkakan yang terjadi disebabkan perdarahan yang timbul, baik dari ujung tulang yang patah maupun dari otot yang tertusuk ujung tulang
c. Kemerahan dan lebih hangat
Ini disebabkan pembuluh darah di daerah patah akan lebih melebar, dan harus dibandingkan dengan daerah sekitar, atau tungkai yang tidak patah
d. Memar
Disebabkan karena perdarahan dibawah kulit
e. Krepitasi
Saat dipegang dan diangkat, kedua ujung tulang yang patah akan saling bergerak dan menimbulkan suara berderak. Suara berderak ini sendiri tidak apa-apa, namun akan menimbulkan nyeri hebat, yang dapat menyebabkan penderita pingsan. Jangan mencoba mencari tanda krepitasi ini
f. Kelainan bentuk
Tungkai atau lengan yang patah akan tampak ; lebih pendek, lebih bengkok, lebih terputar. Gejala dan tanda patah tulang terkadang sangat jelas, namun kadang-kadang dangat tidak jelas. Ada luka dekat tulang yang bengkok, ini disebutkan patah terbuka.
g. Perdarahan
Kadang-kadang patah tulnag dapat diikuti dengan perdarahan hebat. Ini terjadi bukan saja pada patah terbuka, namun juga dapat terjadi pada patah tulang tertutup walaupun darahnya tidak keluar, dan hanya nalmpak pahanya bengkak.
Pembidaian
Pembidaian adalah salah satu cara yang mengusahakan agar anggota badan dalam keadaan tidak bergerak (imobilisasi)
Tujuan utam dari pembidaian adalah :
a. Mencegah pergerakan lebih lanjut
b. Mengurangi rasa nyeri
c. Mengurangi ceder lebih lanjut (akibat pergerakan)
d. Mengurangi perdarahan
Prinsip –prinsip dalam melakukan pembidaian ;
a. Bila ada perdarahan, lakukan control perdarahan terlebih dahulu
b. Pada penderita sadar, katakan terlebih dahulu apa yang akan dilakukan (membidai dapat menimbulkan rasa nyeri)
c. Buka daerah yang cedera dan akan dilakukan pembidaian. Bukalah bila ada perhiasan yang mengganggu pembidaian
d. Bila ada luka patah terbuka, tutupi terlebih dahulu luka dengan kassa steril.
e. Lakukan penarikan ringan pada ujung tungkai (kaki) atau ujung lengan (tangan). Apabila teraba krepitasi jangan teruskan tarikan
f. Lakukan pembidaian dengan :
Selalu melewati satu sendi sebelum patah, dan satu sndi setelah patah (satu sendi proksimal, satu sendi distal). Pemasangan alat yang kaku (papan,dsb) minimal pada 2 (dua) sisi, walaupun bila terpaksa, satu sisi juga boleh. Pada bagan yang berlekuk, lakukan penyanggahan dengan sesuatu yang lunak (bantal kecil,dsb). Bila tidak ada alat yang kaku, dapat dilakukan imobilisasi ke tubuh, misalnya dengan membalut lengan ke tubuh, atau membalut tungkai ke tungkai yang sehat
g. Bila ada tulang yang menonjol, jangan paksakan unutk masuk kembali. Bila karena tarikan kita, tulang masuk kembali, laporkan pada petugas yang mengambil alih
Cara mengangkut pendertita
Yang penting tidak membuatnya lebih sakit, maka penangananya penderita harus diangkat dengan pengusung keras. Pengusung itu dapat berupa sebuah papan atau daun pintu. Bila banyak bagian lain yang terluka misalkan punggung, leher, dada atau pinggul amak janga coba-coba mengangkat penderita sebelum anda mendapat bantuan orang lain. Setidaknya 3 (tiga) orang untuk membantu anda. Lalu ambillah papan pengusung secepatnya, kemudian dengan bantuan orang-orang baringkan penderita diatas papan tersebut. Ingat? Jangan berusaha menggerakkan penderita untuk hal-hal yang tidak perlu. Usahakan agar papan pengusung cukup lebar dan muat, mminimal kuat untuk mengangka penderita. Bawalah penderita ke puskesmas atau rumah sakit
PENATALAKSANAAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA PERDARAHAN DAN SYOK
a. Penatalaksanaan Perdarahan
Perdarahan adalah suatu keadaan dimana darah keluar dari pembuluh darah. Terdapat dua jenis perdarahan yaitu perdarahan dalam dan perdarahan luar. Darah membawa oksigen dari paru-paru kesemua bagian tubuh. Bila tubuh banyak kehilangan darah maka tubuh akan kekurangan oksigen, tanpa oksigen akan mati. Dalam keadaan syok, penderita maresa lemah, menjadi tidak sadar, pucat serta dingin dengan denyut nadi sanagt lemah dan cepat. Syok bisa disebabkan oleh perdarahan, kecelakaan , luka bakar, diare dan muntah-muntah, sehingga bila anda melihat seorang korban mengalami perdarahan maka anda harus berupaya menghentijkan perdarahannya secepat mungkin
1. Pedarahan luar
Jenis-jenis perdarahan luar :
- Perdarahan pembuluh darah nadi/arteri ; darah akan tampak merah cerah dan darah yang keluar akan menyemprot oleh karena terpompa jantung
- Perdarahan pembuluh darah balik/vena ; darah akan tampak merah gelap dan mengalir
- Perdarahan kapiler : darah akan tampak gelap, menetes dan merembes
Apa yang harus kader lakukan sebelum perawat pra rs untuk perdarahan luar :
1. Lakukan penekanan langsung
2. Naikkan (elevasi) anggota tubuh yang mengalami perdarahan
3. Tekan perdarahan secara langsung memakai kassa (yang sebaiknya steril)
4. Tumiket hanya dilakukan bila anggota tubuh sudah hancur
Turniket hanya pada kasus emergenci, ketika cara lain tidak dapat lagi menghentikan perdarahan. Gunakan turniket sebawah mungkin. Penggunaan turniket dapat mengkibatkan kerusakan pada saraf dan pembuluh darah, juga dapat mengakibatkan kehilangan anggota gerak

Prinsip pada Penutupan luka :
a. Jangan menyentuh luka secara langsung, termasuk menyentuh luka dengan tangan yang kotor atau benda – benda yang tidak steril
b. Bahan yang digunakan untuk membalut luka harus steril, jika tidak ada dapat gunakan kain yang bersih.
c. Jangan ada ujung balutan yang bebas melayang
d. Ikatan balutan jangan terlalu longgar atau kencang
e. Plester ujung balutan atau ikatan dengan simpul
f. Sedapat mungkin ujung jari tidak ikut terbalut agar dapat diperiksa peredaran darahnya.
Penutupan luka
Penutup luka adalah benda yang digunakan unutk menutup luka dan membantu mengontrol perdarahan serta mencegah kontaminasi tambahan. Contohnya : kain kassa
Jenis – jenis penutupan luka
a. Kassa
Kassa sebaiknya yang mrnyerap dan cukup unutk melindungi seluruh luka dari kontaminasi. Dalam keadaan terdesak dapat juga digunakan sapu tangan bersih, handuk, sprei ataupun pakaian bersih. Jangan gunakan kertas toilet, tissue atau benda lain
b. Pembalut trauma
Memiliki ukuran lebih lebar dan mudah menyerap. Biasanya digunakan pada luka yang lebih besara dan luka yang membutuhkan penyerapan maksimal
c. Pembalut biasa, dikenal dengan nama perban
d. Pembalut elastic
Sifatnya yang elastic ini merupakan kelebihan tersendiri sehingga dapat dipakai unutk menghentikan perdarahan

2. Perdarahan dalam
Gejala dan tanda perdarahan dalam
a. Batuk darah
b. Muntah darah
c. Jejas memar dikulit
d. Perut yang keras biasanya disertai dengan rasa sakit yang luar biasa
e. Keluar darah dari alat kelamin
Penanganan pra rumah sakit unutk perdarahan dalam :
a. Pertahankan tetap terbukanya jalan napas
b. Jaga korban tetap hangat, berikan selimut, tetapi jangan berlebihan
c. Awasi tanda-tanda shok (penurunan kesadaran, bibir pucat, keringat dingin ditangan)
d. Evakuasi korban secepat mungkin
DIARE
a. Jika anak dapat ASI, berikan ASI lebih banyak dan lebih sering
b. Beri anak oralit, air hangat, air the, kuah sayur bening setiap kali diare, sampai diare berhenti
c. Anak tetap makan seperti biasa
d. Cegah diare dengan cara ; minum air matang, cuci tangan pakai sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar, buang air besar di kakus
e. Cegah anak ke puskesmas jika diare tidak sembuh, malas minum, mata anak cekung, anak rewel atau gelisah, atau ada darah dalam tinja