MUHAMMAD AKBAR , MD

Kamis, 04 Desember 2008

senyumlah kamu


Manfaat Senyum
1. Senyum membuat Anda lebih menarik.
Orang yg byk tersenyum memiliki daya tarik.
Orang yg suka tersenyum membuat perasaan orang disekitarnya nyaman dan senang.
Orang yg selalu merengut, cemburut, mengerutkan kening, dan menyeringai membuat orang-orang disekeliling tidak nyaman.
Dipastikan orang yg byk tersenyum memiliki byk teman.

2. Senyum mengubah perasaan
Jika Anda sedang sedih, cobalah tersenyum.
Senyuman akan membuat perasaan menjadi lebih baik.
Menurut penelitian, senyum bisa memperdayai tubuh sehingga perasaan berubah.

3. Senyum menular
Ketikan seseorang tersenyum, ia akan membuat suasana menjadi lebih riang.
Orang disekitar Anda pasti akan ikut tersenyum dan merasa lebih bahagia

4. Senyum menghilangkan stres
Stres bisa terlihat di wajah.
Senyuman bisa menghilangkan mimik lelah, bosan, dan sedih.
Ketika anda stres,ambil waktu untuk tersenyum.
Senyuman akan mengurangi stres dan membuat pikiran lebih jernih.

5. Senyum meningkatkan imunitas.
Senyum membuat sistem imun bekerja lebih baik.
Fungsi imun tubuh bekerja maksimal saat seseorang merasa rileks.
Menurut penelitian, flu dan batuk bisa hilang dengan senyum.

6. Senyum menurunkan tekanan darah
Tidak percaya? Coba Anda mencatat tekanan darah saat anda tidak tersenyum dan catat lagi tekanan darah saat anda tersenyum saat diperiksa.
Tekanan darah saat Anda tersenyum pasti lebih rendah.

7. Senyum melepas endorphin, pemati rasa alamiah, dan serotonin
Senyum ibarat obat alami.
Senyum bisa menghasilkan endorphin,pemati rasa alamiah, dan serotonin.
Ketiganya adalah hormon yg bisa mengendalikan rasa sakit.

8. Senyum membuat awet muda
Senyuman menggerakkan byk otot .
Akibatny otot wajah terlatih sehingga anda tidak perlu melakukan face lift.
Dijamin dengan byk tersenyum Anda akan terlihat lebih awet muda.

9. Senyum membuat Anda kelihatan sukses.
Orang yg tersenyum terlihat lebih percaya diri,terkenal, dan bisa diandalkan.
Pasang senyum saat rapat atau bertemu dengan klien.
Pasti kolega Anda akan melihat Anda lebih baik.

10. Senyum membuat orang berpikir positif.
Coba lakukan ini : pikirkan hal buruk sambil tersenyum. Pasti susah.
Penyebabnya, ketika Anda tersenyum,tubuh mengirim sinyal “hidup adalah baik”.
Sehingga saat tersenyum, tubuh menerimanya sebagai anugerah.

Rabu, 19 November 2008

bank jaringan

BANK JARINGAN YANG BERASAL DARI JENAZAH

PENDAHULUAN

Bank jaringan adalah merupakan suatu organisasi badan amal yang bertujuan untuk mengumpulkan, memproses, menyediakan, mengawetkan, menyimpan, mensterilkan serta mendistribusikan jaringan biologi guna keperluan klinik. Bank jaringan didirikan untuk tujuan amal bukan untuk mencari keuntungan akan tetapi Bank Jaringan diijinkan untuk memungut biaya pengganti untuk pengelolaan dan pemrosesan. Bank jaringan bertanggung jawab atas penyediaan jaringan apabila diperlukan dan keamanan jaringan tersebut sampai kepada pemakai. Selain itu Bank Jaringan juga mempunyai tanggung jawab yang spesifik dalam memproteksi kerahasiaan data – data personal dari donor dan juga keluarganya.(1,2)

Sumber jaringan didapatkan dari donor yang masih hidup dan dapat juga diambil dari jaringan donor yang telah meninggal dengan ketentuan syarat dan proteksi (perlindungan) terhadap pendonor. (1,3)

Di Indonesia pemakaian jaringan untuk implantasi diijinkan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1981 Tentang Bedah Mayat klinis dan Bedah Mayat Anatomis Serta Transplantasi Alat atau Jaringan Tubuh Manusia. (3)

PENGERTIAN BANK JARINGAN

Bank jaringan adalah merupakan suatu organisasi badan amal yang bertujuan untuk mengumpulkan, memproses, menyediakan, mengawetkan, menyimpan, mensterilkan serta mendistribusikan jaringan biologi guna keperluan klinik. (1,4,5)

Kegunaan dari Bank Jaringan :

§ Menyediakan jaringan pengganti yang selalu tersedia dalam jumlah yang cukup untuk kebutuhan pasien terutama dibidang bedah tulang, bedah mulut, bedah rekonstruksi, bedah mata dan bedah plastik

§ Meningkatkan kualitas kesehatan dan kualitas hidup manusia

§ Mengurangi morbiditas akibat pemakaian jaringan sendiri (autograft)

§ Menghindarkan pasien dari ketidaknormalan struktur tubuh akibat kelainan bawaan atau pengambilan jaringan autograft untuk pengganti jaringan dibagian tubuh lainnya

§ Menurunkan waktu perawatan sehingga dapat menurunkan biaya Rumah Sakit

JARINGAN MANUSIA

Jaringan manusia adalah merupakan kumpulan fungsional dari sel – sel tubuh. Jaringan yang diambil harus bebas dari kuman dan virus seperti HIV, Hepatitis B/C, TBC, Syphilis, dll. Diproses sebagai bahan biomaterial alami dan disterilkan dengan menggunakan radiasi sinar gamma/partikel elektron sehingga dapat digunakan dengan aman. Jaringan ini bisa tahan pada kondisi penyimpanan suhu dingin/kamar selama beberapa tahun. (4,5,6)

Yang merupakan jaringan manusia adalah :

§ Tulang

§ Kulit, kuku, rambut

§ Katup jantung

§ Kornea

§ Tendon

§ Arteri dan Vena

§ Duramater

§ Jaringan Fetus (amnion)

Kegunaan dari jaringan yang diambil :

§ Diagnostik

Biasanya digunakan untuk mengetahui suatu jaringan itu bersifat ganas atau tidak

§ Forensik

Untuk mengetahuai penyebab kematian, seperti pada bidang toksikologi forensik yang menentukan adanya keracunan pada tubuh manusia

§ Terapi

Pada transplantasi yang dilakukan : contohnya pada operasi orthopedi yang menggunakan fragmen-fragmen tulang, pada skin graft yang digunakan pada korban luka bakar, atau sebagai pengganti jaringan nekrotik pada penderita diabetes.

§ Penelitian

Sebagai dasar penelitian epidemiologi dan klinik contohnya mencari hubungan antara suatu penyakit dengan penyebabnya

§ Produksi bahan – bahan non-medis

Produksi kosmetik, tetapi hal ini sudah dilarang penggunaanya oleh karena dapat menyebabkan penularan penyakit.

SUMBER DAN PENGAMBILAN JARINGAN

Pengambilan jaringan tubuh manusia memerlukan informasi dan keterangan tanpa paksaan kecuali pada proses pengambilan jaringan yang diminta oleh hakim pada kasus yuridisial atau kasus kriminal. Pemberian keterangan pengambilan jaringan harus sesuai dengan prosedur dengan membentuk inform consent (surat persetujuan baik lisan ataupun tulisan, disaksikan oleh saksi ataupun tidak). (1,5,6)

Sumber yang paling sering diambil adalah jaringan tubuh pada proses diagnosis atau terapi, dapat berupa jaringan yang berlebihan diambil pada proses pembedahan (Residu Operasi). (3)

Jaringan biasanya diambil melalui institusi kesehatan atau laboratorium analisa kedokteran.

Sumber Jaringan berasal dari :

1. Donor yang masih hidup

Pada donor yang masih hidup dan sehat jaringan yang dapat diambil berupa kulit, kuku, rambut dan sebagainya. Dan pengambilan jaringan pada pendonor harus diberikan informasi yang lengap terlebih dahulu, antara lain : (1)

* Perencanaan pengambilan organ

* Berapa lama jaringan dapat disimpan

* Mengetahui kegunaan jaringan yang akan diambil

2. Donor yang telah meninggal

Pengambilan pada donor yang telah meninggal dunia biasanya atas persetujuan hakim pada kasus yuridiksional. Pengambilan jaringan harus dilakukan oleh seorang dokter dengan meminta persetujuan terlebih dahulu untuk pengambilan jaringan yang digunakan untuk pendonoran kepada keluarga yang telah meninggal tersebut. (5)

Gambar : Pengambilan tulang dari jenazah

3. Kasus spesial

* Jaringan fetus yang diambil setelah aborsi

Pada pengambilan jaringan fetus tidak selalu harus pada kasus aborsi namun dapat dilakukan dengan meminta persetujuan pada ibu dan pasangannya dan harus diberikan informasi dan tujuan pengambilan jaringan tersebut. (3,5)

Gambar ; Proses pengambilan dan penyimpanan dari amnion

* Plasenta dan umbilical chord yag diambil pada saat lahir

Pengambilan dilakukan dengan meminta persetujuan pada ibu dan pasangannya dan harus diberikan informasi dan tujuan pengambilan jaringan. (2,3)

Gambar: Skin Graft

* Residual operasi

Pengambilan jaringan sewaktu operasi adalah bebas tidak diatur dalam perundang – undangan akan tetapi informasi dan permintaan surat persetujuan dari pendonor tetap harus dilakukan. (2,3)

PERSYARATAN PENGAMBILAN JARINGAN

1. Jaringan dapat diambil dari donor yang masih hidup atau pada donor yang telah meninggal paling lama 24 jam setelah meninggal kalau jenazah disimpan pada suhu kamar

2. Pendonor berusia 12 – 65 tahun

3. Donor harus sehat dan bebas dari penyakit menular yang dapat ditularkan dari donor ke resipien (penerima)

4. Umur. Kriteria umur donor jaringan bergantung kepada jaringan yang akan dipanen, umumnya sebagai berikut :

* Tulang : 12 – 65 tahun

* Tulang Osteochondral : 12 – 45 tahun

* Jaringan lunak : 12 – 45 tahun

* Kulit : 12 – 65 tahun

5. Pemeriksaan darah

Pada pemeriksaan darah donor tidak mengidap :

* penyakit menular yang disebabkan oleh karena kuman atau virus

* penyakit autoimun, penyakit sistemik

* donor tidak kecanduan obat yang disuntikkan.

* Tentukan tipe golongan darah dan rhesus

Pada donor hidup pemeriksaan darah dilakukan kembali setelah 6 bulan. (1,3,5)

TAHAP PROSES TERHADAP JARINGAN

Tahap proses jaringan ini bertujuan untuk penyimpanan dan pengawetan pada bank jaringan. Antara lain dilakukan :

§ Teknologi sterilisasi radiasi

Radiasi dengan mengunakan sinar atau partikel yang dipancarkan dari zat radioaktif. Radiasi sinar gamma atau partikel elektron dapat digunakkan untuk mensterilkan jaringan yang telah diawetkan maupun jaringan yang masih segar, untuk jaringan yang dikeringkan dilakukan secara liofolisasi, sterillisasi radiasi dilakukan pada temperatur kamar (proses dingin) dan tidak mengubah struktur jaringan, tidak meninggalkan residu dan sangat efektif untuk membunuh mikroba dan virus sampai batas tertentu. Sterillisasi jaringan beku dilakukan pada suhu -40oC. Sterilisasi dengan sinar gamma dari Co-60 dengan dosis minium 25 kGy. Teknologi ini sangat aman untuk diaplikasikan pada jaringan biologi. (1,4,5)

Gambar : Proses Sterilisasi jaringan

§ Pemeriksaan mikrobiologi

Swab Test dilakukan pada semua jaringan yang telah dipanen. Sebelum hasil Swab Test diperoleh, jaringan dikarantina pada suhu -400oC. Jika hasil Swab Test positif mengandung mikroba maka jaringan tersebut tidak diproses lebih lanjut akan tetapi masih dapat digunakan untuk penelitian. (1,4)

§ Pemprosesan

Pemprosesan dilakukan secara aseptik didalam ruangan khusus yang tidak akan terkontaminasi oleh mikroba lingkungan. Pemrosesan digunakan untuk demineralisasi dan menghilangkan lemak serta mengurangi kontaminasi mikroba pada batas tertentu. Untuk mempertahankan kualitas tulang, pengeringan dilakukan dengan pengeringan suhu rendah (proses lifolisasi) yaitu pengeringan vakum pada suhu -400oC. Setelah dikemas dengan kemasan rangkap tiga lalu disterilkan dengan radiasi sinar gamma. (1,4)

§ Penyimpanan jaringan yang telah diproses

Jaringan yang telah diproses dengan cara lifolisasi sampai kadar air 5 – 7 %, dapat disimpan pada suhu kamar, terhindar dari cahaya matahari langsung selama lebih dari 2 tahun. Bahan pengemas yang digunakan harus tahan radiasi dan dapat melindungi jaringan dari kontaminasi kuman selama penyimpanan. (1,4)

Beberapa jaringan Biologi yang sudah diproduksi

I. Amnion liofilisasi steril (ALS - steril), kegunaan untuk :

· Pembalut luka (luka bakar, luka terbuka, luka lepra) atau luka yang kehilangan kulit, sangat baik untuk luka pada stadium 1 dan 2

· Pembalut pada bedah plastik , rekonstruksi bedah Cesar

· Pembalut pada bedah ophtalmologi dan otolaringologi

· Implantasi pada bedah mata ( Ocular Surgery ) dan bedah gigi

II. Tulang manusia (allografts) dan tulang sapi liofilisasi steril (xenografts),

Berbagai bentuk dan ukuran sesuai permintaan. Kegunaan untuk pemakaian implantasi di klinik kedokteran, misalnya pada: Bedah ortopedi, bedah maxilofacial, bedah plastik dan rekonstrusi, bedah mata, gigi dan mulut serta bedah neurologi, dll. (1,4,5)

Gambar : Persiapan Graft dari tulang

ASPEK MEDIKOLEGAL TERHADAP DONOR DAN RESIPIENT

Pada Pendonor

§ Penghormatan pada tubuh manusia walaupun manusia tersebut telah meninggal

§ Penghormatan terhadap otonomi pendonor, dimana jaringan tubuh tidak bisa diambil bila pendonor menolak untuk mendonornya (pada masa hidupnya)

§ Proteksi terhadap orang yang lemah, yang mana tidak dapat memberikan consent (keterangan)

§ Meghargai kehidupan pribadi dan rahasia medis seseorang, yang mana merupakan hak fundamental

§ Donor berhak mengetahui informasi dari kondisi pengambilan jaringan dan penggunaan jaringan yang diambil

§ Hak untuk tidak terlibat dalam suatu diskriminasi yang tidak adil yang dapat berasal dari relevasi data yang dikumpul oleh donor , keluarga atau pihak ketiga (contoh : karyawan dan perusahaan asuransi) (4,5)

Pada Resipien

§ Menghargai otonomi dari yang bersangkutan yang mana membutuhkan informasi dari keuntungan dan kerugian dari proses tranplantasi

§ Menghargai kehidupan pribadi dan rahasia medis seseorang

§ Hak mendapat proteksi keamanan tranplantasi terutama dari transmisi penyakit menular infekif, neoplasma dan penyakit imunologis

§ Hak pasien untuk memiliki akses terapi yang adil yang ditawarkan daripada tranplantasi jaringan. Efektivitas dari hak ini tergantung kepada banyak atau sedikitnya jaringan yang tersedia. (4,5)


ii

atls3

atls2

atls

Rabu, 03 September 2008

stevent johnson sindrom

SINDROM STEVENS JOHNSON

PENDAHULUAN

insiden sindrom ini makin meningkat karna salah satu penyebabnya ialah alergi obat dan sekarang semua obat dapat diperoleh secara babas. Setiap ta­hun kira-kira terdapat 10 kasus. Bentuk yang berat dapat menyebabkan kematian, tetapi dengan terapi yang tepat dan cepat nyawa penderita dapat diselamatkan. Stevens-Johnson adalah suatu variasi berat sekaligus fatal dari eritema multiform. merupakan suatu kumpulan gejala klinis erupsi mukokutaneus yang ditandai oleh trias kelainan pada kulit, selaput lendir di orifisium (muara/lubang) dan mata, dengan keadaan umum yang bervariasi dari yang ringan sampai berat Sinonimnya antara lain: sindrom de Friessinger-Rendu, eritema eksudativum multiform mayor, eritema poliform bulosa, sindrom muko-kutaneo-okular, dermatostomatitis, dll. 1,2

DEFlNISI

Sindrom Stevens-Johnson merupakan sin­drom yang mengenai kulit selaput lendir di ori­fisium, dan mata dengan keadaan umum ber­variasi dari ringan sampai berat, kelainan pada kulit berupa eritema, vesikel/bula, dapat disertai purpura1,2,3,4

FAKTOR RISIKO

Sindrom ini kebanyakan timbul pada anak-anak dan laki-laki muda. Perbandingan laki-laki dengan perempuan adalah 2 : 1. Namun jarang dijumpai pada anak usia 3 tahun ke bawah. 1,5

SINONIM

Berbagai sinonim dipakai untuk penyakit ini, di antaranya: ektodermosis erosive pluriorifisialis, sindrom mukokutaneaokular, eritema multiforme tipe Hebra, eritema bulosa maligna. Meskipun demikian, yang umum digunakan ialah sindrom Stevens-Johnson. 1,3,6

ETIOLOGI

Etiologi yang pasti belum diketahui. Ada anggapan bahwa sindrom ini merupakan eritema multiforme yang berat dan disebut eritema multi­forme mayor. Salah satu penyebabnya ialah aler­gi obat biasanya secara sistemik Pada kasus­ - kasus yang berobat di begian kami. yang disangka sebagai penyebabnya di antaranya ialah penisilin dan semisintetiknya, streptomisin, sul­fonamide, tetrasiklin, antipiretik/analgetik (misalnya : derivat salisil/pirazolon, metamizol, metam­piron dan parasetamol), klorpromasin, karbama­zepin, kinin antipirin, tegretol, digitalis, kontrasepti, dan jamu. Selain itu berbagai penyebab dikemukakan di perpus­takaan, misalnya Infeksl (bakteri, virus, jamur, parasit), neoplasma, pascavaksinasi, radiasi, dan makanan (coklat) fisik (udara dingin, sinar matahari, sinar X), lain-lain (penyakit polagen, keganasan, kehamilan). 1,2,3,7

PATOGENESIS

Patogenesisnya masih belum jelas. Perkiraan disebabkan oleh reaksi alergi tipe III dan IV. Reaksi alergi tipe III terjadi akibat terbentuknya kompleks antigen-antibodi yang pada akhirnya menyebabkan kerusakan pada organ, terbentuknya kompleks an­tigen-antibodi yang membentuk mikro-presitipasi sehingga terjadi aktivasi sistem komplemen. Aki­batnya terjadi akumulasi neutrofil yang kemudian melepaskan lisozim dan menyebabkan kerusakan jaringan pada organ sasaran (target organ). Reaksi alergi tipe IV terjadi akibat limfosit T yang tersensitisasi oleh suatu antigen berkontak kembali dengan antigen yang sama kemudian limfokin dilepaskan sehingga ter­jadi reaksi radang 1,2,8

GEJALA KLINIS

Gejala bervariasi ringan sampai berat. Pada yang berat penderita dapat mengalami koma. Mulainya penyakit akut dapat disertai gejala prodromal berupa demam tinggi 39-400C, malaise, nyeri kepala, batuk, pilek dan nyeri tenggorok. Dengan segera gejala tersebut dapat menjadi berat. Stomatitis (radang mulut) merupakan gejala awal. Sindrom ini jarang dijumpai pada usia 3 ta­hun ke bawah. Pada sindrom ini terlihat adanya trias ke­lainan berupa. 1,2,5,8

a. kelainan kulit

b. kelainan solaput lendir di orifisium

c. kelainan mata.

a. Kelainan kulit

Kelainan kulit terdiri atas eritema ( kemerahan pada kulit ), vesikel (gelembung berisi cairan), dan bula(seperti vesikel namun ukurannya lebih besar). Vesikel dan bula kemudian memecah sehingga terjadi erosi yang luas. Di samping itu dapat juga terjadi purpura. Pada bentuk yang berat kelainannya generalisata. 1,5,8

b. Kelainan selaput lendir di orifisium

Kelainan selaput lendir di orifisium Yang tersering adalah di selaput lendir mulut (100%) kemudian disusul oleh kelainan dilubang alat genital (50%), di lubang hidung dan anus jarang. Vesikel dan bula yang pecah menjadi erosi dan ekskoriasi dan krusta kehitaman. Juga dapat membentuk pseudomembran. Kelainan yang tampak di bibir adalah krusta berwarna hitam yang tebal. Kelainan dapat juga menyerang saluran pencernaan bagian atas (faring dan esofagus) dan saluran nafas atas. Keadaan ini dapat menyebabkan penderita sukar/tidak dapat menelan dan juga sukar bernafas. 1,5,8

c. Kelainan mata

Kelainan mata, merupakan 80% di an­tara semua kasus, konjungtivitas kataralis, blefarokonjungtivitis, iritis, iridosiklitis, kelopak mata edema dan sulit dibuka, pada kasus berat terjadi erosi dan perforasi kornea yang dapat menyebabkan kebutaan. Cedera mukosa okuler merupakan faktor pencetus yang menyebabkan terjadinya ocular cicatricial pemphigoid, merupakan inflamasi kronik dari mukosa okuler yang menyebabkan kebutaan. Waktu yang diperlukan mulai onset sampai terjadinya ocular cicatricial pemphigoid bervariasi mulai dari beberapa bulan sampai 31 tahun. Selain itu juga dapat be­rupa konjungtivitis purulen, perdarahan, simblefaron, ulkus komea, iritis, dan iridosiklitis. 1,5,8,9

Di samping trias kelainan tersebut dapat pula terdapat kelainan lain, misalnya: nefritis dan onikolisis.

Gejala prodro­mal tak spesifik, dapat berlangsung hingga 2 minggu. Keadaan ini dapat menyembuh dalam 3-4 minggu tanpa sisa, beberapa penderita mengalami kerusakan mata permanen. Kelainan di sekitar lubang badan (mulut, alat genital, anus) berupa erosi, ekskoriasi, dan perdarahan. Kelainan pada selaput lendir, mulut dan bibir selalu ditemukan. Dapat meluas ke faring sehingga pada kasus yang berat penderita tak dapat makan dan minum. Pada bibir sering dijumpai krusta hemoragik. 1,3,6

KOMPLIKASI

Komplikasi yang tersering ialah bronko­pneumonia, yang didapati sejumlah 16% di an­tara seluruh kasus yang datang berobat di bagian kami. Komplikasi yang lain ialah kehilangan cairan/darah, gangguan keseimbangan elektrolit, dan syok. Pada mata dapat terjadi kebutaan karena gangguan lakrimasi. Tidak jarang terjadi komplikasi berupa kelainan pada paru yaitu bronkopneumonia. Komplikasi lain yaitu kehilangan cairan dan atau darah, gangguan keseimbangan elektrolit dan syok. Dapat pula terjadi kebutaan. 1,7,10

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Hasil pemeriksaan laboratorium tidak khas. Jika terdapat leukositosis, penyebabnya ke­mungkinan karena infeksi. Kalau terdapat eosino­filia kemungkinan karena alergi. Jika disangka penyebabnya karena infeksi dapat dilakukan kul­tur darah. 1,6

HISTOPATOLOGI

Peradangan pada bagian atas kulit dan dilatasi pembuluh darah, infiltrasi perivaskular, ekstravasasi eritrosit serta edema pada stratum korneum. Epidermis mengalami perubahan sedang sampai berat, terjadi spongiosis dan edema intraselular, pembentukan vesikel dan bula yang mengandung serum dan sel polimorfonuklear, sebagian eosinofil. 1,2

Gambaran histopatologiknya sesuai dengan eritema multiforme, bervariasi dari perubahan der­mal yang ringan sampai nekrolisis epidermal yang menyeluruh. Kelainan berupa :

1. Infiltrat sel mononuklear di sekitar pembuluh­-pembuluh darah dermis superfisial.

2. Edema dari ekstravasasi sel darah merah didermis papilar.

3. Degenerasi hidropik lapisan basalis sampai terbentuk vesikel subepidennal.

4. Nekrosis sel epidermal dan kadang-kadang diadneksa.

5. Spongiosis dan edema intrasel di epidermis. 1,3,8

PEMERIKSAAN KULIT

- Lokalisasi Biasanya generalisata, kecuali pada kepala yang berambut.

- Eflorosensi/sifat-sifatnya Eritema berbentuk cincin (pinggir eritema, tengah relatif hiperpigmentasi), yang berkembang menjadi urtikaria atau lesi papular berbentuk target dengan pusat ungu, atau lesi sejenis dengan vesikel kecil. Purpura (petekie), vesikel dan bula, numular sampai dengan plakat. Erosi, ekskoriasi, perdarahan dan krusta berwama mesh hitam. 2

IMUNOLOGI

Beberapa kasus menunjukkan deposit IgM dan C3 di pembuluh darah dermal superfisial dan pada pembuluh darah yang mengalami kerusak­an. Pada sebagian besar kasus terdapat kom­pleks imun yang mengandung IgG, IgM, IgA, se­cara tersendiri atau didalam kombinasi. 1,5,7

DIAGNOSA

Diagnosis ditujukan terhadap manifestasi yang sesuai dengan trias kelainan kulit, mukosa, mata, serta hubungannya dengan faktor penyebab yang secara klinis terdapat lesi berbentuk target, iris atau mata sapi, kelainan pada mukosa, demam. Selain itu didukung pemeriksaan laboratorium antara lain pemeriksaan darah tepi, pemeriksaan imunologik, biakan kuman serta uji resistensi dari darah dan tempat lesi, serta pemeriksaan histopatologik biopsi kulit. Anemia dapat dijumpai pada kasus berat dengan perdarahan, leukosit biasanya normal atau sedikit meninggi, terdapat peningkatan eosinofil. Kadar IgG dan IgM dapat meninggi, C3 dan C4 normal atau sedikit menurun dan dapat dideteksi adanya kompleks imun beredar. Biopsi kulit direncanakan bila lesi klasik tak ada. Imunoflurosesensi direk bisa membantu diagnosa kasus-kasus atipik. 1,2,6,10

DIAGNOSIS BANDING

Sebagai diagnosis banding ialah Nekrolisis Epidermal Toksik (N.E.T.) yang khas di sini adalah epidermis terlepas dari dasar (epidermolisis). Penyakit ini sangat mirip dengan sindrom Stevens-Johnson. Pada N.E.T. terdapat epidermolisis yang menyeluruh yang tidak terdapat pada sindrom Stevens­Johnson. Perbedaan lain biasanya keadaan umum pada N.E.T. lebih buruk. Pemfigus: biasanya ada akantolisis dan tes Nikolski positif. Variola hemoragika : efloresensi kulit berupa vesikel/bula dalam stadium yang sama (monomorof). 1,2,3,7,9,10

PENGOBATAN

Jika keadaan umum penderita sindrom Stevens-Johnson baik dan lesi tidak menyeluruh cukup diobati dengan prednison 30-40 mg sehari. Kalau keadaan umumnya buruk dan lesi me­nyeluruh harus diobati secara tepat dan cepat. Penggunaan obat kortikosteroid merupakan tindakan life-saving. Biasanya digunakan deksame­tason secara intravena dengan dosis permulaan 4-6 x 5 mg sehari. Pada umumnya masa krisis dapat diatasi dalam beberapa hari. Agar lebih jelas, maka berikut ini diberikan contoh. Seorang penderita Stevens-Johnson yang berat, harus segera dirawat-inap dan diberikan deksametason 6 x 5 mg intravena. Biasanya setelah beberapa hari (2-3 hari), masa krisis telah teratasi, keadaan umum membaik dan tidak timbul lesi baru, se­dangkan lesi lama tampak mengalami involusi. Dosisnya segera diturunkan secara cepat, setiap hari diturunkan 5 mg, setelah dosis mencapai 5 mg sehari lalu diganti dengan tablet kortikosteroid, misalnya prednison, yang diberikan keesokan harinya dengan dosis 20 mg sehari; sehari ke­mudian diturunkan lagi menjadi 10 mg kemudian obat tersebut dihentikan. Jadi lama pengobatan kira-kira 10 hari. 1,3,5,9

Pada waktu penurunan dosis kortikosteroid sistemik dapat timbul miliaria kristalina yang sering disangka sebagai lesi baru dan dosis kortikosteroid dinaikkan lagi, yang seharusnya tetap diturunkan. Dengan dosis kortikosteroid setinggi itu, maka imunitas penderita akan berkurang, karena itu harus diberikan antibiotik untuk mencegah ter­jadinya infeksi, misalnya bronkopneumonia yang dapat menyebabkan kematian. Antlbiotik yang dipilih, hendaknya yang jarang menyebabkan alergi, berspektrum luas, bersifat bakterisidal, dan tidak atau sedikit nefrotoksik. Obat yang memenuhi syarat tersebut, misalnya siproflok­sasin 2 x 400 mg i.v., dan klindamisin 2 x 600 mg i.v. sehari. Untuk mengurangi efek samping kortikosteroid diberikan diet yang miskin garam dan tinggi protein. Kecuali itu juga diberikan obat anabolik dan KCI 3 x 500 mg sehari, jika terjadi penurunan K. 1,2,6

Hal yang perlu diperhatikan ialah mengatur keseimbangan cairan/elektrolit dan nutrisi, terlebih-lebih karena penderita sukar atau tidak dapat menelan akibat lesi di mulut dan di tenggorokan dan kesadaran dapat menurun. Untuk itu dapat diberikan infus, misalnya berupa glukosa 5% dan larutan Darrow. Jika dengan terapi di atas belum tampak perbaikan dalam 2-3 hari, maka dapat diberikan transfusl darah sebanyak 300 cc selama 2 hari berturut-turut; teriebih-lebih pada kasus yang di­sertai purpura yang luas dan leukopenia. Pada kasus dengan purpura yang luas dapat pula ditambahkan Vit C 500 mg atau 1000 mg sehari, IV. dan hemostatik. 1,7,10

Tidak diperbolehkan menggunakan steroid topikal pada lesi kulit. Bula di kulit dirawat dengan kompres basah larutan Burowi. Terapi topikal tidak sepenting terapi sis­ternik. Untuk lesi di mulut dapat diberikan kenalog in orabase. Untuk lesi di kulit yang erosif dapat diberikan sofratulle atau krim sufadiazin perak. 1,2

Antihistamin bila perlu. Terutama bila ada rasa gatal. Feniramin hidrogen maleat (Avil) dapat diberikan dengan dosis untuk usia 1-3 tahun 7,5 mg/dosis, untuk usia 3-12 tahun 15 mg/dosis, diberikan 3 kali/hari. Sedangkan untuk setirizin dapat diberikan dosis untuk usia anak 2-5 tahun : 2.5 mg/dosis,1 kali/hari; > 6 tahun : 5-10 mg/dosis, 1 kali/hari. Perawatan kulit dan mata serta pemberian antibiotik topikal. 1,5,7

PROGNOSIS

Pada kasus yang tidak berat, prognosisnya baik, dan penyembuhan terjadi dalam waktu 2-3 minggu. Kematian berkisar antara 5-15% pada kasus berat dengan berbagai komplikasi atau pengobatan terlambat dan tidak memadai. Prognosis lebih berat bila terjadi purpura yang lebih luas. Kematian biasanya disebabkan oleh gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, bronkopneumonia, serta sepsis. Dalam kepustakaan angka kematian berkisar antara 5-15%. Di bagian kami angka kematian kira-kira hanya 1%.1,7,10